Lomba Tidur Nasional: Dalam Islam Tidur adalah Kenikmatan dari Allah, Apa Maksudnya?


Seorang wanita tidur menggunakan penutup mata atau masker mata (ilustrasi). Dalam Islam Tidur adalah Kenikmatan dari Allah, Apa Maksudnya?

pdip.online, JAKARTA — Selalu ada yang unik dalam perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Pada HUT RI tahun ini, masyarakat Indonesia menggelar Lomba Tidur Nasional yang diikuti ribuan pendaftar. Lomba ini digelar oleh Davi Gadjali bersama Posbloc untuk memeriahkan bulan kemerdekaan.

Tidur sendiri juga memiliki arti tersendiri dalam Islam. Lalu bagaimana hakikat tidur dalam Islam?

Dalam Islam, tidur dianggap sebagai salah satu anugerah dari Allah yang memiliki banyak hikmah dan manfaat. Ada beberapa panduan dan ajaran mengenai tidur yang diajarkan dalam Islam, yang berkaitan dengan kesejahteraan fisik dan spiritual seorang Muslim.

Dalam Islam tidur disebut sebagai salah satu tanda kekuasaan Allah dan merupakan nikmat yang diberikan-Nya kepada manusia untuk beristirahat setelah beraktivitas. Dalam Alquran, Allah berfirman:

وَمِنْ اٰيٰتِهٖ مَنَامُكُمْ بِالَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاۤؤُكُمْ مِّنْ فَضْلِهٖۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّسْمَعُوْنَ

Artinya: Di antara tanda-tanda (kebesaran dan kekuasaan)-Nya ialah tidurmu pada waktu malam dan siang serta usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran dan kekuasaan Allah) bagi kaum yang mendengarkan.” (QS Ar rum [30]:23).

Dalam Tafsir Tahlili Kemenag dijelaskan, ayat ini masih membicarakan tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah, alam semesta dan hubungannya dengan keadaan manusia, pergantian siang dan malam, serta tidur manusia di malam hari dan bangunnya mencari rezeki di siang hari.

Manusia tidur di malam hari agar badannya mendapatkan ketenangan dan istirahat, untuk memulihkan tenaga-tenaga yang digunakan waktu bangunnya. Tidur dan bangun itu silih berganti dalam kehidupan manusia, seperti silih bergantinya siang dan malam di alam semesta ini.

Dengan keadaan yang silih berganti itu, manusia akan mengetahui nikmat Allah serta kebaikan-Nya. Di waktu tidur manusia mengistirahatkan tubuhnya. Dia akan mendapatkan pergerakan anggota tubuhnya dengan leluasa di waktu bangun.

Halaman selanjutnya ➡️

Advertisement